Memahami model siklus dari perkembangan isu dan tekanan yang disampaikan diatas ialah tugas praktisi komunikasi dan penting untuk mengidentifikasi potensi dampak atau tingkat resiko isu. “need to keep an eye on” atau tidak dapat dianggap sepele oleh Public relation sehingga perlu analisa lebih jauh dan dipersiapkan berbagai langkah yang tepat.
Menurut Heath dan Combos, kelahiran isu berawal ketika individu atau kelompok mengalami hambatan (strain). Tahapan siklus isu disini lebih memfokuskan pada isu yang memiliki potensi negatif bagi organisasi. Proses dimulai saat “hambatan Isu” terjadi ketika seseorang percaya bahwa ada permasalahan yang muncul. Begitu hambatan terjadi, “mobilisasi isu” mulai berjalan. Pada tahap ini, beberapa individu atau kelompok menjadi aktif. Mereka berkomunikasi di antara mereka, dengan organisasi yang diduga melakukan kerusakan lingkungan, dan media untuk meningkatkan kesadaran publik melalui tekanan agar merubah kebijakan organisasi. Selanjutnya “konfrontasi” terjadi ketika tekanan semakin mengemuka. Tekanan ini bisa muncul dalam pertemuan-pertemuan dengan pimpinan organisasi yang diduga melakukan kerusakan. Hal ini berdampak pada meningkatnya liputan media untuk menarik perhatian umum terhadap isu dan memperluas kesadaran terhadap isu. Pada tingkat ini pendekatan advokasi yang digunakan oleh kelompok aktivis berupaya memperluas dan memperdalam perasaan publik terhadap isu. Konfrontasi juga bisa mengarahkan kelompok dan organisasi yang bertikai pada tingkat pengadilan. Hingga pada titik tertentu, pihak-pihak yang bertikai tersebut melakukan negosiasi. Manajemen isu yang cerdas berupaya mencapai tahapan ini secepat mungkin untuk menemukan cara menyatukan kepentingan dan mencapai hasil yang memperbaiki atau membangun hubungan yang saling menguntungkan. Upaya komunikasi (resolusi) ini adalah menciptakan makna yang mengarah pada harmoni atau keselarasan di area konflik.
Efektifitas resolusi adalah ketika kelompok kepentingan (stakeholders) yang penting dalam isu ini dan publik kepada organisasi dapat diukur berdasarkan empat kategori, yaitu:
1. Problematic stakeholders/publics : posisi stakeholders/publics dikategorikan pada “kelompok penentang” dengan kekuatan yang tidak begitu kuat untuk menekan organisasi. Misalnya : praktis ataupun aktivis dan media.
2. Antagonistic stakeholders/publics: posisi stakeholders/publicsi dikategorikan pada “kelompok penentang” dengan memegang kekuasaan yang dapat memberi pengaruh lebih pada organisasi. Misalnya : pemerintah ataupun legislatif
3. Low priority stakeholders/publics : posisi stakeholders/publicsi dikategorikan pada “kelompok pendukung” yang dengan kekuatannya berada diposisi strategis namun relatif tidak begitu penting berpengaruh terhadap organisasi saat isu berkembang di ranah publik (public domain). Misalnya : peneliti
4. Supporter stakeholders/publics : dikategorikan pada “kelompok pendukung” yang penting terhadap organisasi dalam hal kekuasaan dan pengaruhnya. Misalnya : karyawan dan pemegang saham.
Setelah melakukan analisa isu terhadap perkembangan isu yang melibatkan tiap stakeholder atau publik, M.C Healy mengembangkan kerangka kerja dari siklus isu kedalam empat tahapan proses terjadinya isu dan stakeholder atau publik yang terlibat, yaitu: emergence, debate, codification, enforcement.
Memahami model siklus dari perkembangan isu dan tekanan yang disampaikan diatas ialah tugas praktisi komunikasi dan penting untuk mengidentifikasi potensi dampak atau tingkat resiko isu. “need to keep an eye on” atau tidak dapat dianggap sepele oleh Public relation sehingga perlu analisa lebih jauh dan dipersiapkan berbagai langkah yang tepat.
Menurut Heath dan Combos, kelahiran isu berawal ketika individu atau kelompok mengalami hambatan (strain). Tahapan siklus isu disini lebih memfokuskan pada isu yang memiliki potensi negatif bagi organisasi. Proses dimulai saat “hambatan Isu” terjadi ketika seseorang percaya bahwa ada permasalahan yang muncul. Begitu hambatan terjadi, “mobilisasi isu” mulai berjalan. Pada tahap ini, beberapa individu atau kelompok menjadi aktif. Mereka berkomunikasi di antara mereka, dengan organisasi yang diduga melakukan kerusakan lingkungan, dan media untuk meningkatkan kesadaran publik melalui tekanan agar merubah kebijakan organisasi. Selanjutnya “konfrontasi” terjadi ketika tekanan semakin mengemuka. Tekanan ini bisa muncul dalam pertemuan-pertemuan dengan pimpinan organisasi yang diduga melakukan kerusakan. Hal ini berdampak pada meningkatnya liputan media untuk menarik perhatian umum terhadap isu dan memperluas kesadaran terhadap isu. Pada tingkat ini pendekatan advokasi yang digunakan oleh kelompok aktivis berupaya memperluas dan memperdalam perasaan publik terhadap isu. Konfrontasi juga bisa mengarahkan kelompok dan organisasi yang bertikai pada tingkat pengadilan. Hingga pada titik tertentu, pihak-pihak yang bertikai tersebut melakukan negosiasi. Manajemen isu yang cerdas berupaya mencapai tahapan ini secepat mungkin untuk menemukan cara menyatukan kepentingan dan mencapai hasil yang memperbaiki atau membangun hubungan yang saling menguntungkan. Upaya komunikasi (resolusi) ini adalah menciptakan makna yang mengarah pada harmoni atau keselarasan di area konflik.
Efektifitas resolusi adalah ketika kelompok kepentingan (stakeholders) yang penting dalam isu ini dan publik kepada organisasi dapat diukur berdasarkan empat kategori, yaitu:
1. Problematic stakeholders/publics : posisi stakeholders/publics dikategorikan pada “kelompok penentang” dengan kekuatan yang tidak begitu kuat untuk menekan organisasi. Misalnya : praktis ataupun aktivis dan media.
2. Antagonistic stakeholders/publics: posisi stakeholders/publicsi dikategorikan pada “kelompok penentang” dengan memegang kekuasaan yang dapat memberi pengaruh lebih pada organisasi. Misalnya : pemerintah ataupun legislatif
3. Low priority stakeholders/publics : posisi stakeholders/publicsi dikategorikan pada “kelompok pendukung” yang dengan kekuatannya berada diposisi strategis namun relatif tidak begitu penting berpengaruh terhadap organisasi saat isu berkembang di ranah publik (public domain). Misalnya : peneliti
4. Supporter stakeholders/publics : dikategorikan pada “kelompok pendukung” yang penting terhadap organisasi dalam hal kekuasaan dan pengaruhnya. Misalnya : karyawan dan pemegang saham.
Setelah melakukan analisa isu terhadap perkembangan isu yang melibatkan tiap stakeholder atau publik, M.C Healy mengembangkan kerangka kerja dari siklus isu kedalam empat tahapan proses terjadinya isu dan stakeholder atau publik yang terlibat, yaitu: emergence, debate, codification, enforcement. 




4 komentar
Gak dikasih contoh dr respon terhadap isu kebijakan publik (bucholz).. harusnya di kasih contohnya..
BalasHapusGak dikasih contoh dr respon terhadap isu kebijakan publik (bucholz).. harusnya di kasih contohnya..
BalasHapusGak dikasih contoh dr respon terhadap isu kebijakan publik (bucholz).. harusnya di kasih contohnya..
BalasHapusGak dikasih contoh dr respon terhadap isu kebijakan publik (bucholz).. harusnya di kasih contohnya..
BalasHapusMohon bila ingin di copy. beri koment ke saya..terima kasih..!!! Butuh Informasi bisa isi formulis Kontak (mohon isi email asli agar saya bisa membalas segera) Terima Kasih